my word for world

Pages

Label

Word (1) World (1)

31 Mei 2016

Rumah Ramah, “Aku ingin pulang, tapi entah di mana rumah berada.”

Semua orang bisa mendefinisikan rumah bagi diri mereka sendiri. Sebagian orang menganggap bahwa rumah adalah di mana orang-orang yang mereka cintai berada. Sebagian lainnya menganggap bahwa rumah adalah tempat harta benda mereka terkumpul. Bagi lainnya, rumah tempat melepas lelah. Atau hanya sebuah sosok bangunan.

Tak satupun definisi yang salah, rumah selalu menjadi tumpuan, menjadi poros, menjadi magnet, menjadi pusat rotasi hidup dan kehidupan. Semua jalan yang kita tempuh, adalah jalan pulang menuju rumah.

Sayangnya, tak semua orang punya rumah untuk hatinya. Cinta memudar, harta benda menjadi membosankan, dan bangunan rumah hanya menjadi tembok dingin. Di sinilah titik rumah dipertanyakan, rumah menjadi kehilangan fungsi sebagai tempat pulang, lalu kita mencari-cari rumah yang lebih hangat. Lalu kita lelah, dan hati semakin ingin pulang.

Mengapa tak kita bangun saja rumah di perjalanan? Menjadi rumah-rumah kecil yang tetap hangat meski suatu hari pasti akan kita tinggalkan?
 
Mengapa tak kita menghangatkan kembali rumah yang dingin? Dengan tangan-tangan membentang yang siap menerima pelukan?
 
Mengapa tak kita bangun rumah-rumah hangat dalam hati kita masing-masing? Rumah hangat dengan bentangan tangan, yang menerima siapapun yang ingin pulang?

Salam Beribu Cinta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pendapat nya bung !!